• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
Kuis Alkitab

Kuis Alkitab

Bangun Iman Di Jaman Modern

  • Show Search
Hide Search
Home/Renungan Harian/Terlalu Kenal Tuhan

Terlalu Kenal Tuhan

Lukas 4: 14-30. Dua perikop tentang pengalaman Yesus di Galilea dan Nazaret setelah Dia dicobai oleh iblis di padang gurun, dan kedua peristiwa ini terjadi berurutan karena Injil Lukas ditulis secara kronologis.

Di ayat 14-15 diceritakan bahwa Yesus ke Galilea dan tersebarlah berita tentang Dia. Galilea adalah daerah orang Samaria yang menurut standar “tidak murni”. Kemudian setting berpindah kembali ke Nazaret, tempat “orang kudus” para Yahudi, tanah kelahiran Yesus. Tapi kita lihat Yesus justru ditolak di situ.

Saya merasa ada alasan sangat kuat kenapa Roh Kudus menaruh 2 kejadian ini berdekatan. Karena di sini kita bisa lihat, orang Galilea begitu responsif dengan Yesus sekalipun keadaan mereka dikategorikan “Tidak Murni” atau “Kotor”.

Dan para “orang kudus” Nazaret? Pertama-tama kagum, tapi terus menolak Yesus karena tahu siapa orang tuanya.

Saya merasa Roh kudus memberi saya impresi lembut di perikop ini dengan pesan: “Bukan dosa yang menghambat kasih karunia dan pekerjaan Tuhan, atau kelemahan, atau kesalahan. Tapi mereka merasa terlalu kenal dengan Yesus”.

Apa itu merasa terlalu kenal dengan Yesus? Simple. Artinya merasa tahu Tuhan, merasa kenal Tuhan, merasa tahu banget isi kepala Tuhan, merasa tahu banget cara Tuhan bekerja, merasa terbiasa dengan Tuhan, merasa layak dengan Tuhan, merasa teman main congklaknya Tuhan.

Orang Nazaret tidak mempercayai Yesus hanya karena mereka tahu siapa keluarganya. Adik-adik Yesus tidak mempercayai dia karena mereka merasa tahu Yesus dari kecil. Bahkan mungkin pelayanan dari kecil, lahir di gereja, belajar Alkitab dari kecil, sehingga merasa tahu semua tentang Tuhan.

Semua aktifitas rohani bagus, jangan salah. Tapi hati-hati kalau muncul perasaan “gua sudah kenal Tuhan” mulai bekerja dan memblokir kuasa-Nya dalam hidupmu!

Balik ke cerita. Yang ketiban untung adalah orang-orang Galilea. Mereka sadar diri, mereka tahu diri kalau mereka tidak masuk standar kudus menurut Yahudi, tapi mereka terbuka dengan Yesus, dan akhirnya mengalami banyak kebaikan Tuhan selama bersama-Nya.

Yang paling rohani justru yang kelewatan berkat, yang paling nggak rohani justru yang ketiban berkat.

Teruslah lapar dan haus dan seperti anak kecil di depan Tuhan. Jangan jadi seperti ahli taurat yang “merasa tahu Tuhan” karena aktifitas-aktifitas rohani mereka.

Yesus lebih besar dari aktifitas rohani. Saya berdoa untuk hatimu masih merasakan percikan api Roh Kudus ketika mendengar tentang salib dan kebaikan Tuhan, seperti waktu pertama kali kamu menerima Dia dalam hidupmu.

“Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” …. Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi” – Lukas 4:22,28-29

 

Share :

  • Tweet
  • WhatsApp

Related

Written by:
Raguel Lewi
Published on:
05/03/2018

Categories: Renungan HarianTags: lukas

Footer

Copyright © 2021 . Semua karya adalah milik Kuis Alkitab.