Matt Hammitt cerita dalam lagu “Could’ve Been” tentang orang Kristen yang menunggu-nunggu “angin spiritual” untuk bergerak.
Kemungkinan besar kita kenal setidaknya satu orang Kristen yang “nge-roh banget” , yang menunggu “angin roh” berbicara sebelum dia bergerak.
Saya salah satu orang seperti ini dulu. Saya sudah pernah di kedua ekstrem, satu yang “doa dulu baru gerak” dan satu yang “gerak dulu baru doa”, dan satu hal yang bisa dengan yakin saya bagikan :
Mobil yang parkir tidak digerakkan Tuhan
Untuk Tuhan bekerja, kita perlu bergerak, lalu serahkan kemudinya kepada Dia.
Pelajaran dari waktu, alam dan tata surya adalah semua selalu bergerak setiap saat. Walau pohon terlihat diam tapi mereka bergerak di dalam sel-sel mereka dan di akar bawah Tanah. Bahkan seluruh tata surya sebetulnya selalu bergerak.
Hidup bersama Tuhan lebih mirip berdansa sebetulnya. Selalu bergerak dan selalu punya irama – atau kita lebih kenal dengan istilah “Musim”.
Kita harus tahu jenis lagu dan dansa apa yang sedang dimainkan, lalu kita harus mengikuti tuntunan si pria (Tuhan) yang memimpin. Ketika jenis music dan dansa berubah, misalnya dari Waltz ke Tango, kita juga harus cepat adaptasi gaya dan dengan si pemimpin dansa.
Seringkali orang Kristen suka tidak sadar ketika musiknya berubah. Mereka masih Tango saat Tuhan sudah Waltz. Akhirnya tersandung jatuh sendiri dan bertanya-tanya apa yang terjadi.
Dalam berdansa, sang perempuan harus selalu menatap wajah si pria yang memimpin dan merasakan kemana Dia akan bergerak.
Jangan hidup menunggu-nunggu angin roh/spiritual berbisik. Yes, Roh Tuhan berbicara kepada kita, tapi kita perlu terus bergerak, dengan iman dan doa-doa kita untuk perlindungan dan tuntunan. Bergerak dan serahkan kemudinya ke Dia!
“Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita” Amsal 30:11