Hidup bersama Tuhan memang berbeda dengan hidup untuk diri sendiri.
Hidup untuk diri sendiri rasanya lebih jelas…untuk sesaat. Sepertinya jelas kita mau ambil jalan apa yang akan mengarah ke mana dan setelahnya akan terjadi apa dan kita akan merasa bagaimana.
Hidup ikut Tuhan……wow. Gak jelas setelah ini apa, harus bagaimana, harus ke mana, ambil jalan yang mana, kenapa begini, kenapa begitu, tertekan dalam ketidak-tahuan, ketidakpastian.
Cuma pertanyaan selanjutnya adalah: mana yang memberikan rasa tenang dan damai ?
Apakah mengetahui setelah ini mau apa dan mengarah ke mana langsung otomatis menenangkan kita ?
Kita tahu jawabannya tidak juga….
Entah bagaimana, mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya tidak selalu menenangkan.
Karena kita tahu jauh di dalam hati – dan kita sering mengingkarinya – bahwa kita sebenarnya tidak tahu apa yang benar-benar akan terjadi selanjutnya….
Jadi, apakah ikut Tuhan yang tidak selalu jelas ke mana otomatis memberikan rasa tenang dan damai ? Yes.
Kenapa ? Karena rasa tenang dan damai tidak ada hubungannya dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan.
Malah, semakin kita mencoba mengetahui masa depan, semakin hilang ketenangan dan kedamaian.
Karena ketenangan dan kedamaian adalah sesuatu yang diberikan. Sebuah garansi. Sebuah jaminan. Dari pihak yang sanggup memberikan garansi dan jaminan.
Dan pihak itu bukan manusia.
Seperti yang Tuhan Yesus katakan :
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14:27