Saya bekerja dengan seorang rekan kerja orang Indonesia dan suatu ketika ada “Boss Besar” dari negara lain mampir mengunjungi kantor kita. Teman saya langsung bilang, “Kita harus kelihatan sibuk. Telpon orang yang banyak!”
Saya pikir mungkin ini budaya Indonesia ya.
Suatu ketika lain saya bekerja dengan rekan kerja asal Australia dan situasi sama “Boss Besar” datang terulang. Ternyata, teman kerja bule saya PERSIS MEMBERIKAN NASIHAT YANG SAMA!
Saya berpikir apakah nasihat ini benar ? Baik orang Indonesia maupun orang bule punya prinsip yang sama, untuk “terlihat sibuk depan boss”.
Sekalipun semua sepertinya seperti itu, dalam hati saya tahu itu tidak benar, Firman Tuhan tidak mengajarkan kemunafikan atau kedok seperti itu. Firman Tuhan mengajarkan :
“Taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,” Efesus 6:5-6
Mencari solusi yang sesuai dengan Firman, saya akhirnya memakai momen “boss besar” untuk mencoba mengkoreksi diri sendiri.
Saya bertanya dan bicara ke diri sendiri:
“Apakah saya malu dengan cara kerja saya sehari-hari, atau menurut saya cara kerja ini sudah yang terbaik saya bisa lakukan ?”
“Kalau saya malu dengan cara kerja saya yang sebetulnya tidak baik atau tidak maksimal, maka pasti saya akan tergoda untuk menjadi munafik dan coba terlihat sibuk depan boss.”
“Tapi kalau saya merasa saya sudah memberikan yang terbaik setiap hari, lalu apa yang harus membuat saya merasa malu atau perlu saya ‘lebih-lebihkan’ di depan boss ?”
“Kalau ini sudah terbaik. Ya sudah, ini yang terbaik. Tidak perlu saya lebih-lebihkan atau kurang-kurangi. Biar Tuhan yang nilai. Kalau boss bilang ini bagus ya bagus, kalau dia bilang kurang, saya akan tanya bagaimana caranya untuk bisa lebih baik lagi.”
Dosa kemunafikan sudah menjadi wabah yang menjangkiti mayoritas penduduk dunia. Godaan untuk memakai kedok luar biasa besar. Roh Kudus punya obat penawarnya untuk melawan dosa ini dan memberikan perspektif yang benar dalam segala hal, sehingga kita tidak jatuh dalam kemunafikan ini.
Jangan bekerja untuk pujian diri, bekerja untuk kemuliaan Tuhan!