Saya percaya bahwa kehidupan bersama Yesus itu tidak mudah….tetapi indah.
Kenapa bisa indah? Karena kehidupan yang ditawarkan Yesus tidak ada hubungannya dengan kekayaan, kepemilikan atau kemakmuran (bisa saja kita makmur atau biasa saja, atau bahkan miskin).
Ini adalah kehidupan yang sesuai dengan design, kehidupan yang tidak sekedar bekerja untuk kepentingan sendiri, tetapi mengerjakan sesuatu yang berdampak bagi orang banyak, menyentuh orang banyak, dan berhubungan dengan orang banyak.
Hidup bersama Yesus berarti menyadari bahwa tujuan hidup yang ingin kau penuhi akan sangat berhubungan dengan kepentingan orang banyak. Saat apa yang kau bisa bertemu dengan apa yang orang butuhkan, itulah destiny.
Dan percaya atau tidak, itu adalah kehidupan yang memenuhi jiwamu. Saya rasa tidak ada kehidupan yang lebih penuh dan bahagia selain menyadari bahwa apa yang kita punya dan kita lakukan mampu memperindah hidup orang lain.
Tentu tidak heran, jika Yesus “menuntut” untuk mengikut dia 100% dan untuk alasan yang masuk akal. Hidup yang baru memerlukan gaya hidup yang baru/cara hidup yang baru.
Tidak mungkin jika kita menghendaki cara hidup yang baru tetapi bekerja dengan cara hidup yang sama seperti biasa kita hidup.
Kadang itu berarti kita harus meninggalkan cara hidup orang tua kita, cara pikir yang diwariskan kepada orang tua kita. Banyak orang tua yang tidak kenal Yesus mungkin akan mewariskan cara pikir bahwa hidup adalah tentang uang kepada anak-anaknya.
Tetapi Yesus membagikan cara pikir yang berbeda. Bukan soal apa yang kita punya, tetapi soal untuk apa semua yang kita punya. Kehidupan yang tidak digerakkan dengan kepemilikan tetapi dengan tujuan.
Yesus mengetahui bahwa kehidupan ini akan sedikit sulit untuk dicerna awalnya, karena itu ia memberikan sebuah undangan. Jika hidup untuk Dia, bersama Dia, tidak akan mudah, karena pembaruan budi ini akan memaksa kita menggunakan cara yang berbeda, tetapi hadiah kekekalan yang tersedia akan sepadan dengan semuanya. Pilihan di kita, mau hidup di jalan yang lama, atau mau mencoba memulai cara hidup yang baru.
“Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia” Lukas 5:27-28.