Artikel ini lanjutan dari sharing sebelumnya yang berjudul “15 Tahun Mencari Renungan Harian yang Tepat“.
Di tulisan sebelumnya, saya share perjalanan mencari-cari “merek” dan tipe renungan harian yang paling sesuai dan bagaimana sebenarnya peranan renungan dalam pertumbuhan rohani saya.
Post kali ini berisi tips-tips mencari renungan yang paling sesuai untuk kita, dari pengalaman pribadi saya. Semoga bisa membantu para pembaca dalam mencari yang terbaik untuk mendukung pertumbuhan rohani sehari-hari :
1) Harus Kembali ke Alkitab.
Renungan tidak bisa jadi pilar utama pertumbuhan rohani kita. Cari yang inti ceritanya tidak menyimpang dari Alkitab dan berakhir dengan membuka pengertian lebih dalam mengenai sebuah ayat atau cerita di Alkitab.
Renungan yang baik mendorong kita untuk lebih rajin membaca Alkitab dan mendalami kebenaran Firman Tuhan, bukan mendorong untuk lebih mencari manusia atau hikmat manusia.
2) Cari Stories, Bukan Theories.
Cari renungan yang berfokus pada cerita (stories), kisah nyata atau kehidupan sehari-hari daripada yang berfokus pada teori-teori. Harus ada panduan untuk penerapan atau kesesuaian konsep dengan situasi kehidupan kita sehari-hari.
Kisah nyata selalu lebih baik dari teori. Kisah nyata dimana penulis menceritakan kegagalan, kesalahan dan pertobatan selalu menjadi saluran kemuliaan Tuhan yang terbaik.
3) Simple dan Mudah Ditangkap.
Untuk renungan yang sifatnya harian, cari yang penulisannya sederhana, tidak rumit, tidak terlalu panjang dan bisa kita tangkap intinya dengan cepat. Karena kehidupan dan masa depan bergerak semakin cepat, kita butuh bacaan yang menguatkan tapi sekaligus simple dan bisa dicerna dengan mudah setiap hari.
Sebagai kombinasi, kita bisa mencari renungan yang sifatnya mingguan atau bulanan dengan isi yang lebih berbobot, lebih panjang untuk mendapatkan makna yang lebih dalam.
4) Kesamaan Latar Belakang.
Cari renungan harian yang penulisnya mempunyai kemiripan latar belakang atau sejarah hidup dengan kita.
Misalnya umur penulis yang tidak jauh beda, atau misalnya sama-sama lahir dari keluarga non-Kristen, atau pernah mengalami perceraian atau dari orangtua bercerai, berasal dari keluarga besar atau anak tunggal, mempunyai ibu yang bekerja atau single mother mungkin, pernah mengalami pergumulan masa lalu yang mirip, apakah kita berasal dari gereja karismatik atau denominasi lain, dll. Kesamaan latar belakang akan membuat bacaan lebih relevan untuk berbicara ke dalam hidup kita.
5) Kesamaan Situasi dan Lingkungan.
Cari renungan yang sesuai dengan kondisi hidup dan situasi lingkungan kita saat ini. Misalnya: apakah kita hidup di kota kecil atau kota besar, apakah kita pelajar, karyawan atau usaha sendiri, single atau sudah menikah,dll.
6) Kesamaan Keadaan Atau Pergumulan.
Cari renungan yang sesuai dengan keadaan atau pergumulan kita saat ini. Misalnya apakah kita sedang bergumul dengan masalah finansial, sedang berusaha membangun pernikahan/rumah tangga atau sedang berusaha mencari panggilan hidup atau jodoh dari Tuhan, masalah kecanduan pornografi, dll.
Bacaan yang berasal dari seseorang yang sudah melalui pergumulan yang sama akan sangat berbeda dengan sesuatu yang ditulis oleh orang yang belum pernah melaluinya. Nasihat-nasihat yang diberikan akan jauh lebih spesifik dan tepat untuk membantu kita menghadapi pribadi.
7) Kesamaan Wawasan.
Mencari renungan harian yang sesuai dengan wawasan kita. Ada renungan yang “berat” dan ada yang “ringan”, ada yang sering membahas topik-topik “intelektual” ada yang lebih ke topik “sehari-hari”.
Begitu juga dengan pembaca renungan. Ada pembaca tipe pemikir yang lebih mencari sesuatu yang dalam, ada pembaca yang tipe pembelajar yang mencari pendalaman Alkitab, ada yang tipe sehari-hari mencari sesuatu yang lebih sederhana dan cocok untuk hidup sehari-hari.
Ini bukan tentang benar atau salah, tapi tentang memahami diri kita sendiri dan mencari tahu mana yang lebih sesuai untuk kebutuhan kita bertumbuh.
8) Bahasa Lain, Sudut Pandang Lain.
Cari renungan harian dalam bahasa lain – biasanya bahasa Inggris – untuk bisa melihat pekerjaan Tuhan secara global dan sudut pandang yang berbeda dari orang-orang sekitar kita.
Seringkali bisa melihat ternyata kita tidak sendirian, ada orang lain yang sedang mengalami perjalanan yang sama persis seperti kita, dan kita bisa belajar darinya. Tuhan bekerja dengan begitu luar biasanya, Dia bisa memberikan jawaban untuk masalahmu dari orang lain yang beribu-ribu kilometer jauhnya!
9) Panggilan Hidup.
Ini salah satu poin terpenting. Mengetahui panggilan hidup dan arahan masa depan kita dari Tuhan secara signifikan akan memudahkan kita mencari yang tepat.
Ketika pemahaman akan panggilan hidup semakin jelas, begitu juga bahan-bahan bacaan kita akan mulai menyempit dan menjadi lebih terfokus.
Kurang lebih seperti ini contohnya. Kalau Yosua hidup di masa kini dan dia tahu panggilan hidup dia untuk masuk ke tanah Israel, dia tentunya akan mencari bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan negara tujuannya tersebut dan tentang kepemimpinan menghadapi bangsa asing.
10) Tanpa Takut, Tanpa Rasa Berdosa.
Jangan takut atau merasa berdosa mencoba/mengganti satu bacaan dengan bacaan lain atau mencoba kombinasi lebih dari satu. Seperti saya tulis di post sebelumnya, renungan bukanlah pengganti Tuhan. Hidup kita selalu berubah, seringkali makanan rohani dan nasihat yang kita perlukan pun ikut berubah. Dinamis.
Tidak akan ada renungan yang bisa persis-persis pas dengan kita. Tapi kita bisa berdoa untuk bimbingan Tuhan sambil mencoba mencari renungan-renungan mana yang kira-kira Tuhan pakai sebagai “corong” untuk berbicara pada kita.